Pengertian dan Sejarah Khitan
1.
Pengertian
Khitan
Khitan menurut bahasa berasal dari kata Khotana yang berarti memotong
sedangkan menurut istilah khitan adalah membuka atau memotong kulit (quluf)
yang menutupi ujung kemaluan laki-laki dengan tujuan agar bersih dari kotoran
dan suci dari najis. Karena jika tidak dipotong, maka air najis akan menempel
pada Quluf sehingga menjadikan sebab tidak sah Sholatnya. Karena itu Nabi Muhammad
SAW mengajarkan kepada umatnya untuk berkhitan dan menjaga kebersihan.
وعَنْ أَبي هُريرةَ t، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: الفِطرةُ خَمسٌ، أَوْ خمْسٌ
مِنَ الفِطرةِ: الخِتان، وَالاسْتِحْدَادُ، وَتقلِيمُ الأَظفَارِ، ونَتف الإِبِطِ،
وقَصُّ الشَّارِبِ مُتفقٌ عَلَيْهِ.
Artinya
: dari Abu harairah, dari Nabi Muhammad SAW beliau Bersabda : Fitrah ada
lima atau lima perkara yang merupakan Fitrah dalam Islam : 1. Khitan, 2. Istihdad
(mencukur bulu sekitar kemaluan), 3. Memotong kuku, 4. Mencabut bulu ketiak,
dan mencukur Kumis. (H.R Al Bukhari dan muslim)
2.
Sejarah
Khitan
Dalam sejarah singkatnya
khitan adalah syariat agama Islam yang berpangkal dari millah (ajaran
agama) nabi Ibrahim AS, khitan yang dilakukan nabi Ibrahim saat berumur delapan
puluh tahun dengan menggunakan kapak sebagaimana Hadits Nabi :
اختتن إبراهيم عليه السلام وهو ابن ثمانين سنة بالقدوم
Artinya: “Nabi Ibrahim ‘alaihissalam khitan pada usia 80 tahun dengan menggunakan kapak” (HR al-Buikhari).
Sedangkan
nabi Adam AS serta Siti Hawa telah dikhitan ketika diciptakan oleh Allah SWT,
Adapun Nabi Muhammad telah dikhitan sejak beliau lahir, sebagaimana Hadist
Nabi Muhammad SAW menjelaskan:
عَنْ
أَنَسِ ابْنِ مَالِكٍ قَالَ: رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ :
مِنْ كَرَامَتِيْ عَلَى اللهِ أَنْ وُلِدْتُ مَخْتُوْنًا وَلَمْ يَرَ أَحَدٌ
سَوْأَتِيْ
Artinya: "Dari
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, bersabda Rasulullah SAW: "Diantara
kemuliaan yang diberikan Allah SWT kepadaku adalah, aku dilahirkan dalam keadaan
sudah dikhitan karena itu tidak ada orang yang melihat aurat/kemaluanku". (HR.
al- Thabrani, Abu Nuaym, al Khatib dan ibn Asakir)
Dalam
Al-Qur’an tidak ada kalimat yang secara tegas menjelaskan perintah Khitan,
namun diperintahkan untuk mengikuti ajaran Nabi Ibrahim dijelaskan dalam surat
An-Nisa ayat 125 :
وَمَنْ اَحْسَنُ دِيْنًامِمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَمُحْسِنٌ وَاتَّبَعَ مِلَّةَإِبْرَاهِيْمَ حَنِيْفَا
وَاتَّخَذَاللهُ إِبْرَاهِيْمَ خَلِيْلاً.
Artinya
: “Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas
menyerahkan dirinya kepada Allah SWT, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia
mengikuti agama Ibrahim yang lurus kemudian Allah mengambil Ibrahim menjadi
kesayangan-Nya.(Qs.An-Nisaa ayat 125.).
Posting Komentar