Pelajaran pertama : Ketabahan Nabi dan para Shahabat dalam berdakwah
1. Dakwah secara Sembunyi-Sembunyi
Nabi Muhammad Saw. mulai berdakwah di Makkah setelah turun wahyu yang kedua yaitu Surah Al-Muddasir ayat 1-7. Dalam ayat ini, Allah Swt. memerintahkan Nabi Muhammad Saw. untuk berdakwah. Diawal dakwahnya hanya terbatas kepada keluarganya dan dilakukan secara sembunyi-sembunyi di rumah Arqam bin Abil Arqam.
Mereka yang masuk Islam dalam masa dakwah secara sembunyi-sembunyi adalah:
a. Khadijah binti Khuwalid
b. Ali bin Abi Thalib
c. Abu Bakar
d. Utsman bin Affan
e. Zubair bin Awwam
f. Abdurrahman bin Auf
g. Sa’ad bin Abi Waqqas
h. Thalhah bin Ubaidillah
i. Abu Ubaidah bin Jarrah
j. Arqam bin Abil Arqam
k. Ummu Aiman
l. Zaid bin Haritsah
Mereka mendapat pengajaran agama Islam langsung dari
Nabi Muhammad Saw. dan merupakan orang-orang yang pertama masuk Islam atau
disebut Assabiqunal Awwalun
2. Dakwah secara Terang Terangan.
Selama tiga tahun lamanya Nabi Muhammad Saw. menjalankan dakwah secara sembunyi-sembunyi. Suatu hari Rasulullah Saw. mendapat perintah untuk berdakwah secara terang-terangan. Yaitu dengan turunnya Surah Al-Hijr ayat 94:
“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan
segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang
musyrik.” (QS. Al-Hijr [15]:94)
Pertama yang dilakukan Nabi Muhammad Saw. dalam dakwah secara terang- terangan adalah mengumpulkan dalam jamuan makan para kerabatnya dan orang-orangterpandang dari kaum Quraisy. Mereka diajak untuk menyembah Allah Swt., berbuatbaik terhadap sesama dan tidak boleh saling bermusuhan.
3. Tantangan Dakwah nabi.
Nabi mendapatkan halangan dari pamab beliau sendiri
yang bernama Abu lahab dan Istrinya yang menyiksa dan mengolok-olok nabi. Kelakuan
mereka berdua diabadikan dalam Surat Allahab.
4. Pemboikotan kepada bani Hasyim dilakukan Selama 3 tahun dengan isi sebagai berikut :
a. . Tidak diperkenankan menikah dengan Bani Hasyim dan pengikut Muhammad
b. Dilarang mengadakan transaksi jual beli dengan Bani Hasyim dan pengikut Muhammad.
c. Tidak boleh menjalin persahabatan dengan Bani Hasyim dan pengikut Muhammad
d. Dilarang mengasihi serta menyayangi Bani Hasyim dan pengikut Muhammad.
5. Halangan yang dilakukan oleh orang kafir :
a. Menyiksa para sahabat
b. Menghalangi umat Islam untuk beribadah.
6. Factor pendorong kafir memusuhi nabi :
a. Factor ekonomi : kehilangan penghasilan membuat patung
b. Menghapus kasta : menghilangkan perbudakan
c. Menghilangkan status social : kaum qurays yang merasa paling tinggi menentang karena kehilangan kedudukan.
7. Meneladani Sifat Nabi Dalam Berdakqwah
a. Sabar
b. Uswatun dan qudwatun hasanah ( contoh perilaku dan panutan yang baik)
c. Tidak meganggap sebagai guru dan murid kepada shahabatnya
d. Tidak memanksakan untuk memeluk agama Islam.
Pelajaran Ke 2 : Kepribadian
Nabi Muhammad Sebagai Rahmad Seluruh Alam.
1. Kepribadian nabi berupa :
a. Santun berbicara
b. Santun dalam perbuatan
c. Santun dalam mengambil kepuitusan
d. Santun terhadap pembencinya.
2. Sifat Mulia yang dimiliki nabi :
a. Sidiq (benar) >< Kadzib (Bohong)
b. Amanah(dapat dipercaya)>< Hiyahanat (mengingkari)
c. Tabligh (menyampaikan)>< Kitman (menyembunyikan)
d. Fathonah (cerda)>< Baladah (bodoh)
3. Tugas Nabi Muhammad :
a. Syahidan : sebagai saksi bagi seluruh Umatnya
b. Mubassyiran : sebagai pembawa kabar gembira bagi yang mengikutinya
c. Nadzira : sebagai pembawa peringatan bagi yang mengingkari
d. Da’iyan Ilalloh : sebagai penyeru untuk beribadah kepada Alloh
e. Sirajan Munira : sebagai lentera bagi umatnya dengan membawa cahaya ajaran islam yang indah.
4. Nabi Sebagai rahmatan Lil alamin
a. Kasih saying nabi tercurah kepada istri dengan member panggilan yang halus, terhadap anak yatim dengan menganggapnya dekat bagai jari tenga dan telunjuk, terhadap pembantu dengan mangangkat Zaid Ibn Haritsah sebagai anak angkat. bahkan terhadap musuh ketika fathu makkah beliau tidak dendam terhadap para pembunuh saudara dan paman beliau bahkan menanggung keamananya.
b. Kasih saying nabi terhadap alam sekitar tercermij dalam perilaku beliau kepada lingkungan yang melarang menebang pohon pdada perang Mut’ah, terhadap hewan dengan tatacara penyembelihan yang hal;us dan kasih saying terhadap benda mati dengan member nama-nama benda yang beliau pakai.
Pelajaran Ke 3 : Hijrah dan dakwah Nabi Muhammad
1. Hijrah Ke Habasyah yang pertama.
Tidak tahan dengan siksaan kaum kafir Qurays, nabi memutuskan untuk hijrah demi menghindari ancaman dan gangguan. Perintah itu direspon oleh para sahabat sehingga pada bulan ke 7 tahin ke 5 dari kenabian berangkatlah 11 Orang laki-laki dan 4 orang persampuan. Kemudian disusul oleh rombomnga berikutnya sehingga mencapai 70 orang yang hijrah ke habasyah.
Diantara sahabat ynag ikut hijrah :
a. Utsman Ibn ‘Affan
b. Ruqayyah Binti nabi Muhammad
c. Abdurrahman Ibn “auf
d. Ja;far Bin Abi Thalib dan lain-lain
Walaupun para sahabat hijrah, posisi nabi tetap berada di makkah demi melanjutkan dakwah beliau sehingga mampu mengislamkan Paman beliau Hamzah bin Abdul Muthallib dan Umar Ibn Khattab stelah mendengarkan bacaan Al-Qur;an dari adiknya sendiri Fatimah binti Khattab dan suaminya Said. Bin Zaid.
2. Hijrah Ke Habasyah Ke 2
Setelah
Rasūlullāh s.a.w. dan kaumnya memasuki syi‘b (الشعب), Beliau
memerintahkan seluruh kaum Muslimīn untuk hijrah ke Ḥabasyah sehingga satu sama
lain bisa saling membantu untuk berangkat (meninggalkan Makkah). Maka
berhijrahlah sebagian besar dari mereka. Jumlahnya sekitar 101 orang laki-laki
dan delapan belas orang perempuan. Dari kaum laki-laki di antaranya adalah
Ja‘far bin Abī Thālib beserta istrinya, Asmā’ binti ‘Umais, al-Miqdād bin
Aswad, ‘Abdullāh bin Mas‘ūd, ‘Abdullāh bin Jaḥsy beserta istrinya, Ummu Ḥabībah
binti Abī Sufyān. Kemudian orang-orang yang masuk Islām dari Yaman menyusul.
Mereka adalah orang-orang Asy‘ariyyūn, yaitu Abū Mūsā dan bani dari pamannya.
Ketika melihat
hal itu, orang-orang Quraisy mengutus ‘Amr bin al-‘Āsh dan ‘Ammārah bin Walīd
dengan membawa hadiah untuk membujuk Raja Najāsyī agar mau menyerahkan kaum
Muslimīn kepada mereka. Namun, mereka pulang ke Makkah dengan tangan hampa.
Yang mereka terima dari Raja Najāsyī tak lain adalah hinaan saat mereka meminta
pembatalan penjaminannya bagi kaum yang telah meminta perlindungan (suaka)
kepadanya. Bahkan setelah peristiwa itu raja nejus masuk Islam
Adapun Bani
Hāsyim, mereka tetap tinggal di syi‘b kurang lebih tiga tahun dalam keadaan
paceklik dan kekurangan. Tidak ada sedikit pun makanan yang sampai kepada
mereka kecuali secara sembunyi-sembunyi.
Posting Komentar